hujan, di tenda starbucks

"omong kosong..." kata-kata itu keluar diwarnai dengan berisiknya suara pantulan lighter ungu yang dilempar begitu saja ke atas meja klangkontang.
antara pengen ketawa tapi ga tega dan pengen banget menyimak isi kepala teman saya itu.
sebut aja namanya petra, perempuan, umurnya 27 ampir 28 next october.
ceritanya dia lagi (lagi-lagi) didera permasalahan asmara dengan seorang laki-laki yang usianya lumayan beda jauh dengan dia.
si laki-laki ini, sebut aja patrick, umurnya baru aja 22 kemaren maret.
sambil menghisap marlboro menthol light (yg nota bene minta dari saya), matanya terlihat marah tapi sayu sedih nggak karuan.
"masa dit, gue di-cap pedophil. gila!"
tangan kirinya mengambil gelas plastik berisi caramel macchiato starbucks yang lagi-lagi nota bene punya saya.
saya cuma senyam-senyum, ikutan menyalakan sebatang marlboro menthol light.
"pedophil... kaya yang tau aja artinya pedophil..."
petra menghembuskan asap rokoknya dengan keras...
"gue yakin dit, tu orang nggak ngerti deh arti pedophil sebenarnya."
rasa ingin tau saya membesar, "emang apa sih pedophil...?"
"nih ya, pedophil itu ketertarikan secara sexual kepada orang yang baru puber, booo.. baru puber... dan ketertarikan sexual yang dimaksud tuh pure sexual, pengen gini," kata petra sambil menjepitkan jempolnya di antara telunjuk dan jari tengahnya.
"sekarang gue mau nanya ke elo, in general deh, laki sama perempuan, paling tuaaa deh, puber umur berapa sih?"
"paling, uhm.. paling tua let's say, 16 or 17 lah.... itu udah paling tua loh. setau gue yang wajar-wajar aja sih antara 12-15 taunan..."
mata petra mendelik unik, "tuh kan! sekarang lo bayangin patrick sebagai orang yang baru puber. ga banget kan? gila, umur udah 22, udah mau lulus kuliah terus punya kerjaan yang sebulannya paling ga dia dapetin dua jutaan. puber dari hongkong!"
saya akhirnya ketawa juga.
"hehehehe.. tra, santai aja. namanya juga orang, ngomong cuma berdasarkan apa yang dia tau dari orang laen juga. mana sempet dia ngecek definisi pedophil segala, sampe tau fakta-faktanya dan lain-lain sebagainya."
"gimana gue nggak emosi, dit. di depan orang-orang gue dikatain pedophil. padahal gue sayang sama dia tuh bukan cuma sexually attracted pengen ewi dan laen-laen... orang ciuman aja jarang kok sama dia. kepret!"
saya menyodorkan bungkus marlboro menthol light ke petra.
malam itu akhirnya kami membicarakan tentang beberapa "ketertarikan sexual" yang dikategorikan tidak wajar. mulai dari oedipus complex, electra complex, pedophilia, lolita sindrom, sampe yang paling menyeramkan macem nepiophilia.
wah... malam itu saya jadi makin banyak pengetahuan.
selama ini saya masuk dalam kategori orang-orang yang asal ngomong. cuma tau arti kira-kiranya aja tanpa tau sebenarnya.
(sebenarnya dalam hati, saya malu juga, hehehe.. pernah pedophil deh kayaknya... waduh, maaf.. maaf...)
btw,
ini adalah pembicaraan penutup sebelum saya dan petra berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing.
"dit, menurut lo, salah ya gue pengen bareng patrick? dengan pandangan orang-orang, dengan adanya pro dan kontra di keluarganya dan keluarga gue..."
"gini aja deh tra, apa yang lo punya saat ini ya nikmatin aja. bego aja orang yang hari gini masih mempermasalahkan cinta cuma karena beda usia. ok, gue akuin, kata orang idealnya sih laki lebih tua, perempuan lebih muda, biar inilah.. itulah..."
saya menyalakan batang marlboro menthol light terakhir.
"tapi jadi jaminan nggak ke-ideal-an yang dibuat oleh orang itu akan berefek pada the cinta itself? emang ada di kitab suci manapun dibilang, -idealnya untuk laki dan pere menikah adalah dalam range umur sekian sampe sekian, ga boleh lakinya lebih muda dll dsb... haram hukumnya kalo gini gitu dan laen-laen- itu kalo dari gue sih tra... tapi terserah lo aja. bagusnya gimana... kan elo juga yang jalanin, yang ngerasain..."
petra meneguk habis caramel macchiato saya. saya meneruskan kata-kata pembenaran a la seorang saya, "klise sih, tapi i agree with that, saat cinta itu datang ke kita, emang cinta nanya ke kita, mau sama yang mana? nggak kan? langsung caplok cap cus and paw! we feel love!"
"dit, untuk orang dengan permasalahan yang sama, lo terbilang lumayan muna dengan tidak memperlihatkan emosi apa-apa..."
huaaa... yang ada saya nyesel, kenapa tadi ga beli rokok lagi!
damn! kata-kata petra mencolek singa yang lagi tidur di hati saya!
note for petra:
bukannya muna, bukannya nggak memperlihatkan emosi apa-apa... cuma saya udah capek aja, kalo hal ini masih menjadi masalah.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home