Sunday, July 17, 2005

belanja seminggu

di depanku ada tulisan berbagai macam menu dari restoran lumayan mewah.
range harganya lumayan, mulai dari tiga puluh ribuan sampai ratusan ribu untuk makanan dengan nama yang mayan susah untuk aku lafalkan.
dari gambarnya, cukup membuat air liurku meleleh.
aku ingin ini, itu, yang ini dan yang itu.
otak cina padang-ku dengan cepat menghitung jumlah rupiah yang harus aku keluarkan nanti saat pelayan membawakan bon.
hm... nggak nyampe cepek.

"sudah mau order, mbak?" kata si pelayan dengan kaos maroon-nya dan senyum "ayo pesan yang banyak".

teman-temanku dengan lancarnya menyebutkan pesanan mereka. lengkap mulai dari appetizer, main course, minuman dan dessert yang nanti aja dikeluarinnya.
sekarang giliranku.

"mau roast chicken with mashed potato, paha ya, mas. terus minta ice lemon tea. itu aja."

masih dengan senyum "ayo pesan lagi", si pelayan berkata, "dessertnya mungkin, mbak? kita punya es krim, ada banana fritters, terus yang paling banyak dipesan di sini ada bla bla bla..."

ocehannya nggak aku dengar lagi. aku menutup menu dan memotong kalimat pelayan, "ntar aja mas, kalo masih pengen... makasih." sambil memberikan senyum "udah cukup ah...".

sambil menunggu makanan datang, kami berlima ngobrol sana sini, mulai dari issue penghematan bahan bakar yang mempengaruhi jam tayang televisi dan radio, betapa meruginya teman-temanku yang sudah keburu langganan tv kabel, rencana beli dvd player sendiri untuk di kamar sampe masalah seorang teman lain yang diselingkuhin sama calon suaminya.

nggak sampe setengah jam menunggu, akhirnya datang karnaval makanan kami. berwarna-warni, beraroma-aromi.

ternyata setelah masuk ke dalam mulut dan dikecap dengan lidah, rasanya biasa aja.
apalagi buat ukuranku yang tidak terlalu laper (beda dengan temanku yang bilang, "njiirrr.. enak banget...". ya iyalah, dia belom makan seharian...)

untuk mengikuti trend makan sore hari ini, akhirnya akupun memesan salah satu dessert yang ada. rasanya juga masuk dalam kategori biasa aja.

huaaahh.. kenyang nggak puguh!
setelah diselingi session ngerokok satu-dua batang, temanku melakukan gesture tangan membentuk segi empat berartikan "bill ya...".

pelayan berkaos maroon tidak lama datang membawa rentetan angka yang harus kami bayar.
berlaku sebagai bendahara, temanku mulai menyebutkan nama kami satu persatu beserta nominal rupiah yang harus kami bayar masing-masing. sampai akhirnya,...

"elo dit... uhm... tiga lima tambah dua belas stengah sama dua dua... enem sembilan stengah, tax-nya lima belas persen... sepuluh stengah... jadi lapan lima deh..., eh sama rokok, jadinya... sembilan lima."

sembilan puluh lima ribu rupiah. aku keluarkan si lembaran pink dan mengambil lembar coklat dari meja.

nggak lama, masing-masing kami pulang ke rumah masing-masing...

sampai rumah, mamaku menawarkan aku makan. aku bilang aku sudah makan tadi. pengen langsung mandi dan istirahat aja.

sebelum mandi, aku mendengar pembicaraan antara mamaku dan mbak nah, pengasuhku yang juga menjabat sebagai pengatur pengeluaran belanja dapur.

mbak nah:
"bu, besok jadi belanja ke pasar? telor udah abis, minyak masih ada, mentega tinggal setengah. terus sosis buat anak-anak juga hampir habis. bapak minta dibeliin pisang sama ikan. daniel (adikku) pengen dimasakkin omelette, tapi kejunya nggak ada."

mamaku:
"kentangnya odit masih ada?"

mbak nah:
"masih ada, nggak usah beli. paling wortel aja yang hampr habis."

mamaku:
"yo wis, belanja terakhir habis berapa?"

mbak nah:
"delapan puluh ribu. pas seminggu, sama beli ayam yang waktu itu sama lele."

mamaku:
"beras?"

mbak nah:
"masih banyak"

...

aku masuk ke kamar mandi.
air dingin dari bak biru yang aku guyur dari ujung kepala menyatu dengan air asin dari mataku.
aku baru saja menghabiskan uang belanja lebih dari seminggu untuk makanan yang biasa-biasa saja...

...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home